Pengusaha Perempuan Melawan Diskriminasi dalam Bisnis

(22/04/2024), Sejak pandemi Covid-19 jumlah pengusaha perempuan alami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Peningkatan tersebut terjadi lantaran banyak perempuan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
  • Meski jumlah pengusaha perempuan meningkat signifikan, tapi jumlah pengusaha perempuan untuk mendapatkan akses pendanaan tergolong cukup rendah.
  • Pengusaha perempuan mengakui, meski kini sudah ada perbaikan dalam kesetaraan antara Laki-laki dan Perempuan, diskriminasi dalam penggalangan dana investasi masih terjadi.

Diskriminasi gender masih menjadi masalah serius di dunia, baik itu tentang karir, politik, dan di dalam dunia bisnis. Situasi tersebut perlahan mulai sirna usai banyak perempuan berani mengangkat suara dan melawan ketidaksetaraan tersebut.

Di Indonesia, perlawanan perempuan terhadap diskriminasi gender sudah dimulai oleh Raden Ajeng Kartini sejak tahun 1908, dan ditindaklanjuti pada 22 Desember 1928 saat Kongres Perempuan Indonesia yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Dengan tekad dan keteguhan hati, para perempuan dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu meraih kesuksesan tanpa terhalang oleh stereotip gender.

Semangat yang selalu membara tersebut, terus dibawa oleh para perempuan di dalam dunia bisnis yang selalu menantang hingga saat ini. Di mana seorang pengusaha perempuan untuk mendapatkan pendanaan bisnis memiliki tantangan yang cukup besar.

Berdasarkan data Gusto, platform perangkat lunak dan SDM, menyebutkan bahwa sejak terjadinya pandemi Covid-19 jumlah pengusaha perempuan di dunia meningkat signifikan. Hal itu, disebabkan oleh meluasnya PHK.

Pada tahun 2020, ada sebanyak 32% perempuan memulai bisnis baru, lalu pada tahun 2021 ada sebanyak 28% perempuan mendirikan bisnis, dan pada tahun 2022 tercatat sebanyak 47% perempuan beralih kewirausahaan dengan dalih kebutuhan fleksibilitas.

Namun, di balik banyaknya jumlah pengusaha perempuan baru tersebut, justru berdasarkan laporan Pitchbook, kesenjangan pendanaan yang didapatkan pengusaha perempuan untuk memulai usaha cukup besar.

Pada tahun 2022, hanya 2,1% investasi modal ventura di Amerika Serikat yang mau masuk ke bisnis yang didirikan oleh pengusaha perempuan. Kondisi tersebut, pun juga sama dirasakan di belahan dunia lainnya.

Hal itu juga diakui oleh pemilik startup kesehatan Luüna, Olivia Cotes-James yang mengungkapkan meski lanskap kewirausahaan saat ini mendukung bisnis yang dipimpin pengusaha perempuan, namun para perempuan pendiri usaha masih alami diskriminasi dalam penggalangan dana.

Sementara itu, di Indonesia banyak pengusaha perempuan tercatat sukses dalam berbisnis. Beberapa pengusaha perempuan ini terbilang masih cukup muda, namun bisa berhasil membawa perusahaannya menghasilkan laba yang signifikan.

Berikut pengusaha perempuan sukses di Indonesia dikutip dari AC Ventures, yaitu:

  1. Helen Wong
    Helen Wong adalah Managing Partner di AC Ventures (ACV) dan masuk dalam daftar Forbes 50 Over 50 Asia. Ia adalah VC (venture capital) perempuan paling senior dan berpengalaman di Asia Tenggara, Helen menekankan alasan ekonomi yang kuat di balik dukungannya terhadap wirausaha perempuan dan investor perempuan di Indonesia.
  2. Annu Talreja
    Annu Talreja adalah pengusaha perempuan Indonesia pendiri Accacia. Usaha perusahaannya adalah dekarbonisasi real estat dengan Artificial Intelligence (AI). Pendiri Accacia juga memungkinkan pemilik properti besar untuk memantau jejak karbon mereka secara real-time dengan mengintegrasikan ERP dan sistem manajemen properti.
  3. Harumi Supit
    Harumi Supit adalah praktisi komunikasi yang berbagi saran penting untuk elevator pitch (ringkasan singkat konsep unik). Principal di ⁠Alur Communications dan penasihat portofolio ACV ini, memberikan saran kepada komunitas startup tentang cara menyempurnakan elevator pitch mereka.
  4. Samira Shihab
    Samira Shihab adalah seorang CEO sekaligus Co-Founder di sebuah perusahaan e-commerce bernama Tinkerlust. Perusahaan ini berdiri sejak Oktober 2015. Samira sering memberikan perencanaan dan strategi sukses bagi startup lokal.
  5. Tessa Wijaya
    Tessa Wijaya adalah salah satu pendiri dan COO Xendit yang berbicara tentang inklusi ekonomi di pasar negara berkembang. Xendit adalah salah satu unicorn terbaru di Indonesia dan terkadang disebut sebagai ‘Stripe of Southeast Asia.’

Sahabat, bagi Anda yang memiliki keinginan untuk membuka usaha baru dan membutuhkan pendanaan, manfaatkan fasilitas Secured Personal Loan yang ditawarkan oleh BCA.

Nasabah BCA Solitaire & Prioritas dapat memanfaatkan fasilitas kredit tersebut dengan agunan produk investasi untuk tujuan pembiayaan konsumsi dan karakteristik tertentu. Plafon kredit yang dapat diberikan minimal Rp 150 juta dan maksimal Rp 5 miliar.

Adapun syarat dan ketentuan berlaku dapat Sahabat lihat pada tautan di bawah ini:

https://prioritas.bca.co.id/en/Privilege/BCA-Privilege/Secured-Personal-Loan

Rekomendasi Berita