Bagi Wendiyo Khoman, Direktur dan co-founder PT Mulia Jaya Marmer dan PT First Wor Indonesia, kepercayaan dan reputasi bisnis adalah hal penting. Membangun bisnis supplier marmer sejak tahun 2007, Wendy sampai harus melakukan pencarian supplier sampai Tiongkok, Turki, bahkan Italia. Wendy juga mengalami jatuh bangun dalam membangun bisnis seperti barang tidak sesuai pesanan, harga yang tidak stabil, hingga permainan curang dari rekan bisnis.
Kini, setelah 18 tahun menjalani bisnis, PT Mulia Jaya Marmer menjadi salah satu supplier besar dan memiliki reputasi baik dalam penyediaan marmer dan granite di Medan, Sumatera Utara. Simak beberapa tips bisnis dari Wendy Okoman dalam membangun dan membesarkan bisnis berikut:
Memulai dari Kebutuhan dan Manfaatkan Momentum
Memulai dan menentukan awal bisnis kerap dibuat rumit. Wendy memulai bisnis marmer saat menyadari besarnya kebutuhan pembangunan rumah orang tuanya. Karena itu, ia menggunakan pinjaman orang tua sebagai modal awal untuk membangun bisnis marmer di tahun 2007.
Memotong Rantai Distribusi untuk Membuka Akses
Awalnya, Wendy mencari supplier marmer dan granite di Medan. Pada akhirnya, agar bisnisnya terus berkembang, ia membuka jalur distribusi sampai ke Jakarta, Tiongkok, Turki bahkan Italia untuk mencari supplier berkualitas.
Perjalanan bisnisnya tersebut dilakukan agar jaringannya terbentuk. Menemui supplier marmer langsung, Mulia Jaya Marmer dapat menjaga margin bisnis. Konsumen juga mendapatkan harga kompetitif dan kualitas yang terjaga.
Bangun Kepercayaan dengan Barang Ready Stock
Di bisnis material, sebut Wendy stok fisik adalah senjata. Wendy menolak sistem pre-order murni. Barang impor disimpan di gudang agar kontraktor dan arsitek bisa langsung melihat dan mengambil barang. Di titik tersebut, bisnisnya berkembang. Ia juga menjalin relasi erat dengan arsitek, kontraktor, dan toko bangunan, bahkan menawarkan skema sub-distributor dengan komisi menarik.
Tidak Mudah Menyerah
Tiga hingga lima tahun pertama, bisnis marmernya mengalami banyak tantangan. Ia harus mengalami berbagai hal seperti ditipu supplier, harga yang tidak standar, dan lainnya. Namun, tidak ada dalam kamus hidupnya.
“Jangan menyerah. Setiap kegagalan adalah pelajaran yang membentuk insting bisnis,” ujarnya.
Tugas Leader adalah Mendelegasikan
Menjadi leader, sebut Wendy, utamanya adalah mendelegasikan pada tim dan bukan mengerjakan semuanya sendiri. Struktur multi-layer di perusahaannya memastikan setiap masalah dipecah dan diselesaikan tim.
“Do nothing bukan berarti pasif, tapi memikirkan langkah strategis berikutnya,” ungkap dia.
Loyal terhadap SDM
Tetap belajar agar selalu update dengan kabar dan perkembangan informasi terkini adalah salah satu kunci keberhasilan Wendy. Salah satu yang dipelajarinya dari perusahaan seperti Google adalah menyediakan free lunch dan fasilitas olahraga, Wendy menghadirkan meja pingpong, lapangan basket, hingga area jogging track untuk membangun kebersamaan tim.
Transformasi Bisnis dengan Teknologi
Selain Mulia Jaya Marmer, Wendy dan rekannya juga mendirikan PT First World Indonesia di tahun 2019. Usahanya ini bergerak di bidang distribusi rokok. Digitalisasi dan teknologi menurutnya penting agar bisnis berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Dia menerapkan sistem gudang modern untuk mengontrol stok barang. Selain itu, ia juga memanfaatkan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan analitik penjualan dalam menilai perilaku pasar dan mengoptimalkan distribusi. Wendy juga memanfaatkan AI untuk riset, analisis investasi, hingga perbandingan harga supplier.
Kontrol Ambisi
Tidak semua peluang harus diambil, Wendy memilih berhenti ekspansi agresif setelah 2019, fokus pada mempertahankan kekayaan dan membangun passive income.
“Hidup yang tenang dan sederhana sering lebih membahagiakan dibanding mengejar kesuksesan tanpa henti,” tutupnya.