22 Juli 2024
Di pekan lalu, saham teknologi AS terkoreksi lebih lanjut seiring terjadinya rotasi ke sektor lain yang diuntungkan dengan optimisme pemangkasan suku bunga The Fed. Koreksi turut terjadi di saham teknologi Asia Pasifik akibat larangan ekspor chip semiconductor ke Tiongkok. Bagaimana kinerja pasar saham AS & Tiongkok ke depannya?
15 Juli 2024
Inflasi yang melandai serta data ketenagakerjaan AS bulan Juni 2024 yang perlahan melemah membuka ruang bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga. Alhasil, DXY (USD Index) melemah ke kisaran 104,00, yield UST 10YR turun ke 4,18%, dan pasar saham AS rally. Bagaimana dampaknya terhadap IDR dan pasar finansial Indonesia?
08 Juli 2024
Dalam sepekan, pasar saham global bergerak mixed dimana pasar saham AS menguat ditengah optimisme pemangkasan suku bunga dan euforia AI sementara pasar saham Eropa & Inggris menguat akibat inflasi yang melandai. Di sisi lain, pasar saham Tiongkok terkoreksi karena pemulihan ekonomi yang berlangsung lambat serta eskalasi tensi geopolitik. Bagaimana dengan pergerakan IHSG?
01 Juli 2024
Meskipun PCE yang digunakan sebagai indikator inflasi The Fed mulai melandai, kinerja pasar finansial AS terutama obligasi justru tercatat negatif dimana yield UST 10YR naik hingga menyentuh level 4,40%. Pasalnya, debat pertama antara Trump - Biden menuai banyak kritik ditengah risiko fiskal AS yang sedang meningkat. Bagaimana dampaknya terhadap IDR dan kinerja pasar finansial Indonesia?
24 Juni 2024
Indikasi higher for longer The Fed membuat DXY (USD Index) bertahan tinggi di kisaran 105,00 - 106,00 sehingga mayoritas mata uang dunia melemah, termasuk IDR yang kembali melemah signifikan ke kisaran 16.400 di pertengahan Juni 2024. Bagaimana dampaknya terhadap pergerakan pasar finansial Indonesia ke depannya?
19 Juni 2024
Pasar finansial Indonesia mencatatkan kinerja terburuk selama YTD 14 Juni 2024 di pekan lalu. IDR melemah ke 16.400, yield FR 10YR melonjak naik hingga menyentuh level 7,20%, dan IHSG terkoreksi lebih lanjut hingga menembus support kuat di kisaran 6.800. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Bagaimana pergerakan IDR dan kinerja pasar finansial Indonesia ke depannya?