Waspada, Dampak Negatif Anak Sekolah Terlalu Dini

• Proses pembelajaran anak usia dini adalah proses belajar memahami bagaimana menjalani hidup.
• Anak yang terlalu dini bersekolah kemungkinan belum siap sehingga memiliki rasa percaya diri rendah.

Mengirim anak ke sekolah pada usia dini menjadi pilihan banyak orang tua dengan harapan memberikan awal pendidikan yang baik. Namun, penting memahami memulai sekolah terlalu dini bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan anak.

Kegamangan orang tua pada pendidikan usia dini terjadi di sejumlah negara. Sebab, para orang tua merasa ada biaya yang cukup mahal apabila menunda sekolah, seperti pada tambahan dana untuk penitipan anak.

Kurangi Perilaku Hiperaktif

Padahal, menurut penelitian Danish National Birth Cohort (DNBC) yang dikutip World Economic Forum (WEF) menunda anak bersekolah ke TK selama setahun dapat mengurangi kurangnya perhatian dan hiperaktif.

Penelitian tersebut mensurvei anak-anak di Denmark yang berusia 11 tahun dan rata-rata telah bersekolah pada usia 6 tahun, sebanyak 73% anak-anak itu tidak memiliki perilaku ‘abnormal’ saat bersekolah. Sementara, sisanya memiliki perilaku lalai dan hiperaktif dalam bersekolah.

Senada, Studi Universitas New South Wales (UNSW) Sydney Australia mengungkapkan banyaknya dampak negatif anak sekolah dini. Mereka relatif akan sulit mengembangkan keterampilan di tahun pertama sekolah. Hasil pengukuran Australian Early Development Census (AEDC) dengan 100 item di dalamnya dan lima hal utama juga melihat:

• Kesehatan dan kesejahteraan fisik.
• Kompetensi sosial.
• Kematangan emosi.
• Keterampilan bahasa dan kognitif.
• Keterampilan komunikasi dan pengetahuan umum.

Dampak Negatif pada Anak

Kepala Sekolah TK Nanyang Zhi Hui, Novita Lestari mengatakan, menyekolahkan anak terlalu dini berdampak pada perkembangan mental dan emosional anak, terutama jika sekolah menerapkan sistem ketat dan keras untuk mendidik anak demi memenuhi ekspektasi sekolah.

Selain itu, anak yang sekolah terlalu dini kerap belum siap. Ia memiliki rasa percaya diri rendah dan konsep diri yang kurang positif sehingga menimbulkan mindset bahwa ia bukan anak cerdas, orang lain selalu lebih baik, dan ia selalu kalah dari orang lain.

“Konsep diri yang terbentuk sedari dini akan terus mempengaruhi seluruh perkembangan anak hingga ke jenjang pendidikan berikutnya, bahkan sampai ia dewasa,” jelas Novita.

Guna memastikan anak tidak terlalu cepat atau terlambat sekolah, perlu peran orang tua untuk menstimulasi anak di rumah, agar dapat merangsang tumbuh kembang otak dan memuaskan rasa ingin tahu anak-anak.

Menurut Novita, proses pembelajaran pada anak-anak usia dini bukan soal ABC atau 123, melainkan anak belajar memahami cara yang baik dalam menjalani hidup sebagai manusia dan bagian dari masyarakat.

Konsep tersebut diterapkan oleh Nanyang Zhi Hui School untuk memastikan kenyamanan anak. Kenyamanan di sekolah bukan hanya soal ruangan ber-AC dan infrastruktur, tetapi juga dari para guru dan seluruh anggota sekolah, serta suasana sekolah.

Beberapa program yang menjadi bagian rutinitas di Nanyang Zhi Hui, antara lain:

1. Morning Assembly atau apel pagi

Apel pagi merupakan bagian dari rutinitas seluruh siswa setiap pagi sebelum memulai kegiatan belajar di kelas. Kegiatan ini menjadi ajang untuk menanamkan nilai kehidupan seperti kedisiplinan, ketekunan, empati, sopan santun, percaya diri, hormat dan lain-lain.

2. Silent Sitting atau duduk hening

Di akhir morning assembly, seluruh siswa akan melakukan duduk hening selama beberapa menit sebelum kembali ke kelas masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kesadaran, napas dan seluruh panca indera, serta melatih ketenangan bagi tumbuh dan pikiran.

Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas yang ingin menyekolahkan anak-anaknya di Nanyang Zhi Hui dapat memanfaatkan privilege BCA seperti potongan harga atau diskon.

Informasi lebih lengkap pada tautan berikut :

https://prioritas.bca.co.id/en/Privilege/Partner-Privilege/Education/Nanyang-Zhi-Hui-School-Prio