Awan mendung diprediksi masih menyelimuti ekonomi dunia pada tahun 2025. Sebab, ekonomi dunia diperkirakan tumbuh dengan kecepatan sedang, meskipun ada tanda perbaikan. Kondisi itu membuat prospek ekonomi di tahun Ular Kayu belum terlalu menggembirakan.
Menurut laporan Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pertumbuhan ekonomi global diproyeksi tetap stabil di angka 3,1% pada tahun 2024 dan sedikit meningkat menjadi 3,2% pada tahun 2025. Hal itu, lantaran masih banyaknya tantangan di berbagai sektor penopangnya.
Kebijakan Moneter Ketat
Masih adanya awan mendung pada ekonomi dunia tahun 2025 menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan dekade sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah dampak kebijakan moneter ketat yang terus dirasakan, terutama di sektor perumahan dan kredit, sehingga memukul daya beli masyarakat dan memperlambat ekspansi bisnis.
Meski demikian, OECD memperkirakan daya tahan ekonomi global masih cukup baik, yang bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang masih cukup solid, inflasi yang terus menurun, dan kepercayaan sektor swasta yang mulai membaik. OECD memperkirakan inflasi menurun dari 6,9% pada 2023 menjadi 5,0% pada 2024 dan 3,4% pada 2025.
“Ekonomi global telah menunjukkan ketahanan, inflasi telah menurun mendekati target bank sentral, dan risiko terhadap prospek semakin seimbang. Kami memperkirakan pertumbuhan global yang stabil pada 2024 dan 2025, meskipun tetap di bawah rata-rata jangka panjangnya,” ujar Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann.
Kesenjangan Pertumbuhan
Meski ada peluang pemulihan ekonomi di dunia tahun 2025, tetapi situasi tersebut tidak secara merata. Negara-negara maju di Eropa justru menghadapi prospek yang lebih lemah karena tekanan inflasi berkepanjangan dan krisis energi yang belum sepenuhnya mereda.
Di sisi lain, Amerika Serikat justru menunjukkan pertumbuhan yang kuat, didukung oleh pasar tenaga kerja yang solid dan peningkatan pengeluaran domestik. Negara berkembang di kawasan Asia diperkirakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, seperti India dan Vietnam yang mencatatkan peningkatan investasi dan ekspor sehingga menjadi motor pemulihan dunia.
Ekonomi RI Tumbuh Tertinggi ke-2 dari Negara G20
Ekonomi Indonesia menurut survei OECD diperkirakan akan tetap tumbuh kuat sebesar 5,1% pada tahun 2024 dan 5,2% pada tahun 2025 atau nomor dua di antara negara anggota G20. Pertumbuhan RI ditopang oleh konsumsi swasta yang tetap kuat, investasi swasta yang meningkat, dan ditambah volume ekspor yang naik akibat permintaan komoditas global yang tinggi.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025-2029 diperkirakan akan stagnan di angka 5,1%. Hal itu tertuang dalam laporan World Economic Outlook IMF edisi Oktober 2024.
Selain itu, IMF juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan tetap stabil di angka 3,2% pada tahun 2024 dan 2025, meskipun beberapa negara, terutama negara berkembang memiliki pendapatan rendah dan mengalami revisi penurunan pertumbuhan yang cukup besar.
Optimisme dengan Hati-Hati
Meski banyak tantangan yang harus diatasi, pemulihan inflasi dan meningkatnya kepercayaan sektor swasta menjadi sinyal positif. Pengambil kebijakan ekonomi perlu bertindak hati-hati merumuskan kebijakannya untuk mencegah stagnasi.
Tahun 2025 mungkin tidak menawarkan laju pertumbuhan ekonomi yang spektakuler, tetapi dengan langkah yang tepat, ekonomi global masih memiliki peluang untuk melewati awan mendung ini menuju langit yang lebih cerah.
Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, untuk memahami lebih lanjut kondisi ekonomi dunia dan fundamental ekonomi Indonesia, Anda dapat memantaunya melalui House View Report BCA setiap bulannya.
Informasi lebih lanjut cek tautan di bawah ini:
https://prioritas.bca.co.id/en/Wealth-Management/Market-Insight/House-View-Report