5 Investasi Perlu Dipertimbangkan Saat Ekonomi Melambat

(21/04/2025), Perang dagang antara AS dan China yang semakin memanas membuat kondisi global semakin penuh ketidakpastian. Hal itu, membuat investasi perlu dipertimbangkan saat ekonomi melambat.
  • OECD menurunkan proyeksi ekonomi global dari 3,2% pada 2024 menjadi hanya sebesar 3,1% pada 2025.
  • Perang dagang AS dan China yang semakin memanas berpotensi mendorong aliran modal keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia.

Perlambatan ekonomi global kini menjadi isu yang tak terhindarkan, termasuk bagi Indonesia yang turut merasakan dampaknya. Ketegangan geopolitik seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas, menciptakan ketidakpastian yang menekan laju pertumbuhan ekonomi.

Di tengah situasi ini, para investor dituntut lebih cermat dan selektif dalam mengelola portofolio keuangan mereka. Instrumen investasi yang selama ini menjadi andalan, seperti saham di pasar modal, kini dinilai kurang menarik karena fluktuasi yang tinggi dan minimnya sentimen positif.

Kondisi ini membuat banyak orang mulai mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih stabil saat terjadi gejolak ekonomi. Bagi Anda yang ingin tetap tumbuh secara finansial di tengah ekonomi yang melambat, memilih strategi investasi yang tepat menjadi langkah penting.

Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Mengutip laporan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pada tahun 2025 pertumbuhan ekonomi global diproyeksi tumbuh 3,1% atau lebih rendah dari 2024 yang sebesar 3,2%. Sementara, Indonesia diproyeksi tumbuh 4,9% pada 2025 atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,2%.

Selain itu, tekanan perang dagang yang menghantam awal April 2025 membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% pada awal perdagangan usai libur lebaran. Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan trading halt karena IHSG melemah lebih dari 8% dan sempat menyentuh level 5.882,605 yang merupakan level terendah dalam 3 tahun.

Investor Lebih Berhati-hati

Dari situasi yang semakin menunjukkan ketidakpastian, investor harus lebih berhati-hati. Apalagi perang dagang masih berlangsung dan berpotensi mendorong aliran modal keluar (capital outflow) dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Dikutip dari Forbes, berikut lima jenis investasi yang bisa Anda pertimbangkan untuk menjaga nilai aset sekaligus meraih potensi cuan di masa penuh ketidakpastian ini.

1. Obligasi Pemerintah

Obligasi pemerintah adalah salah satu instrumen investasi stabil karena dijamin oleh pemerintah. Cocok untuk investor yang menghindari risiko fluktuatif dan menginginkan hasil investasi yang lebih baik.

2. Obligasi Korporasi

Selain obligasi pemerintah, investor bisa mempertimbangkan obligasi korporasi yang diterbitkan perusahaan. Umumnya, investor individu membeli reksa dana berisi obligasi korporasi agar lebih mudah diakses.

3. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa Dana Pasar Uang menawarkan risiko lebih rendah karena hanya berinvestasi pada instrumen jangka pendek. Oleh karena itu, instrumen ini lebih cocok untuk dana parkir jangka pendek.

4. Emas Batangan

Emas menjadi pilihan populer saat pasar tidak stabil karena nilainya cenderung naik saat ekonomi memburuk. Contohnya, harga emas naik lebih dari 100% saat krisis 2008–2011.

5. REIT (Real Estate Investment Trusts)

Bagi yang ingin berinvestasi properti tapi tetap fleksibel, REIT bisa jadi pilihan. Karena pergerakannya tidak selalu sejalan dengan pasar saham, REIT cocok sebagai pelindung portofolio saat pasar jatuh. REIT juga biasanya membayar dividen tinggi.

Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, untuk mengetahui kondisi fundamental ekonomi global dan Indonesia dengan lebih lengkap, Anda dapat membaca Weekly Market Overview BCA. Setiap bulan Anda dapat memantau BCA House View Report untuk melengkapi keputusan dalam investasi.

Informasi lengkap cek tautan ini:

https://prioritas.bca.co.id/en/Wealth-Management/Market-Insight/House-View-Report

Rekomendasi Berita