Di tengah situasi ekonomi global yang kian dipenuhi ketidakpastian, dinamika geopolitik menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan pasar dan ketahanan kekayaan. Ketegangan antarnegara, perang dagang, perubahan aliansi politik, hingga konflik regional bukan hanya berdampak pada stabilitas keamanan, tetapi mempengaruhi nilai aset, mata uang, hingga sentimen investor secara global.
Dalam kondisi tersebut, kekayaan tidak hanya perlu dikelola, tetapi juga dilindungi dari risiko yang sifatnya eksternal dan sulit diprediksi. Bagi investor, strategi pengelolaan kekayaan yang adaptif menjadi semakin relevan.
Diversifikasi portofolio, pengelolaan risiko yang cermat, serta pemantauan aktif terhadap perkembangan geopolitik menjadi kunci mempertahankan sekaligus mengembangkan aset di tengah volatilitas pasar. Hal ini bukan lagi sekadar imbal hasil, melainkan kesiapan menghadapi perubahan global secara cerdas dan terencana.
Kondisi Ekonomi Global Juni 2025
Mengutip Laporan OECD Juni 2025, prospek ekonomi global tercatat melemah, dengan hambatan substansial berasal dari perdagangan, ketatnya kondisi keuangan, menurunnya kepercayaan, dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan sehingga berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.
Dari gambaran tersebut, pertumbuhan ekonomi global diproyeksi melambat dari 3,3% pada 2024 menjadi hanya 2,9% pada 2025 dan 2026. Hal itu akibat lambatnya pertumbuhan ekonomi negara besar seperti Amerika Serikat yang diproyeksi hanya tumbuh 1,6% pada 2025 dan 1,5% pada 2026 atau turun dari 2024 yang sebesar 2,8%.
Selain itu, di kawasan Eropa, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menguat sedikit dari 0,8% pada tahun 2024 menjadi 1,0% pada tahun 2025 dan 1,2% pada tahun 2026. Pertumbuhan Tiongkok diproyeksikan menurun dari 5,0% pada tahun 2024 menjadi 4,7% pada tahun 2025 dan 4,3% pada tahun 2026.
Kemudian, tekanan inflasi tinggi masih muncul di beberapa negara akibat biaya perdagangan yang lebih tinggi di negara-negara yang menaikkan tarif, meskipun dampaknya sebagian akan diimbangi oleh harga komoditas yang lebih lemah. Inflasi tahunan di negara-negara G20 secara kolektif diperkirakan akan menurun dari 6,2% menjadi 3,6% pada tahun 2025 dan 3,2% pada tahun 2026.
Update Geopolitik Global
Sementara itu, gangguan terhadap stabilitas ekonomi pada Juni 2025 masih terjadi di beberapa negara. Berikut update situasi geopolitik global dikutip wealthiesx:
1. Selat Taiwan Memanas
Memanasnya situasi di kawasan Formosa terjadi usai latihan militer besar-besaran Tiongkok di sekitar Taiwan. Akibatnya AS dan sekutu memperkuat kehadiran di Indo-Pasifik dan Investor mulai melakukan lindung nilai ke sektor pertahanan, siber, dan logistik pelabuhan.
2. Ukraina–Rusia: Fase Baru Energi
Serangan drone ke fasilitas gas Rusia mempercepat transisi Eropa ke LNG alternatif. Akibatnya perusahaan energi seperti Shell, TotalEnergies mendapat windfall dari kontrak jangka panjang gas non-Rusia.
3. Iran–Israel: Mulai Melakukan Retaliasi
Perang yang terjadi antara Iran dan Israel membuat pasar memantau risiko eskalasi lanjutan. Akibatnya harga emas dan minyak mentah dunia naik tajam sebagai safe haven. Aset di negara-negara teluk (Dubai, Qatar) semakin dicari karena statusnya sebagai ‘negara aman’.
Dampak terhadap Strategi Kekayaan
Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, Anda tertarik mengetahui kondisi perekonomian global, regional, serta nasional? Update informasi tersebut melalui House View Report dan Weekly Market Overview di Web Prioritas yang diperbarui rutin oleh Tim Wealth Management BCA.
Cek lengkapnya: