Gerald Liu dan The Power of Kepepet: Membawa Label dari Nol ke Mancanegara

(30/07/2025), Kesuksesan Gerald Liu hingga bisa menciptakan peluang bisnis saat ini adalah karena diberi berbagai kesempatan untuk belajar dari sejumlah orang di dekatnya. Semua itu tak lepas dari kesabaran untuk mempercayai proses yang telah dilakukannya selama ini.
  • Gerald Liu memulai dari hobi musik dan pengalaman ajang The Remix hingga bergabung dengan Weird Genius.
  • Gerald Liu memanfaatkan media sosial dan AI untuk mempercepat produksi musik, namun tetap menjunjung kreativitas manusia sebagai kunci utama.

Gerald Liu bukan nama asing dalam dunia musik elektronik Indonesia. Musisi kelahiran 1996 ini telah menempuh perjalanan panjang dan berliku dari usia 19 tahun hingga kini, di usia 29, menjadi produser dan founder label musik independen yang menaungi artis lintas negara.

Awalnya, Gerald hanya seorang remaja yang hobi bermain musik. Ia sempat kuliah jurusan akuntansi di usia 17 tahun, tetapi hatinya tak bisa lepas dari musik. “Gue dulu diajak orang tua pelayanan gereja, dan mengajar piano buat anak-anak komplek. Tapi makin ke sini teman-teman gue dari Ekonomi dan Hukum malah banyak yang terjun ke musik,” ujarnya.

Titik baliknya terjadi pada 2016 ketika Gerald mengikuti ajang The Remix di NET TV dan keluar sebagai runner-up. Di sana ia bertemu dengan DJ Wingky Wiryawan yang menjadi mentornya. Setelah itu, ia dikontrak NET TV untuk tampil di berbagai acara, namun justru lebih tertarik dengan proses produksi di balik layar.

Dua tahun kemudian, Gerald mendalami dunia audio engineering, bahkan sempat terlibat dalam proyek dengan Ricky ‘Sihk’, produser musik yang bekerja dengan Rich Brian. Dari sana, ia diperkenalkan ke anggota Weird Genius, dan pada 2019 resmi bergabung dengan grup EDM tersebut.

Bersama Weird Genius, ia turut mensukseskan karya viral seperti “Lathi” yang meledak secara global. Namun pada 2023, Gerald memutuskan keluar dan rehat selama enam bulan dari dunia musik.

Setelah masa istirahatnya, ia kembali bukan sebagai performer, melainkan produser dan pengusaha musik. “Gue sempat mikir kuliah bisnis musik lagi, tapi akhirnya gue ambil tawaran dari teman gue, Mas Kukuh dari Sun Eater Group, buat bikin label sendiri,” katanya.

Label musik yang dibuatnya Satu+One kini menaungi artis seperti Heiakim (populer di China dan Jepang), Davidbeatt, dan Naykilla yang viral lewat lagu “Garam dan Madu”.

Meski berasal dari keluarga yang mendukung, Gerald mengaku membangun label dari nol dengan gaji setara UMR dan tanpa bantuan finansial dari orang tua. “Gue percaya sama ‘the power of kepepet’. Semakin terdesak, otak semakin muter,” ucapnya.

Ikuti Tren Musik dari Sosmed

Menurut Gerald, industri musik kini tak bisa dilepaskan dari sosial media dan teknologi. Ia mencermati bagaimana TikTok dan YouTube membentuk tren musik yang jauh lebih cepat berganti daripada lima tahun lalu.

“Kalau dulu lagu viral bisa bertahan dua sampai tiga tahun, sekarang cuma tiga bulan,” katanya.

Gerald menekankan kepada siapapun yang ingin terjun ke dunia ini mengenai pentingnya konsistensi dan membuat konten sebanyak mungkin agar tetap relevan.

Ke depan, tren musik semakin tidak bisa ditebak, karena semua orang bisa tiba-tiba muncul. Tapi, yang pasti setiap orang zaman sekarang sangat suka nostalgic dan itu mungkin yang akan disukai market ke depan.

Manfaatkan AI sebagai Tools

Sebagai produser, Gerald juga memanfaatkan teknologi termasuk AI sebagai alat bantu. Ia tak menolak AI, tapi percaya manusia tetap dibutuhkan. “AI bantu percepat proses mixing, dari 30 menit jadi 10 menit. Tapi nggak bisa mengganti kreativitas manusia,” jelasnya.

Kini, Gerald tengah mengincar kolaborasi lebih luas, terutama dengan musisi Asia Timur dan pelaku e-sport. “Pasar Asia Tenggara makin tumbuh, musik dan gaming makin menyatu. Gue suka rapper dari Kamboja (VannDa) juga,” katanya.

Dari mengajar piano di komplek hingga memimpin label musik sendiri, Gerald Liu membuktikan bahwa passion, kerja keras, dan insting bisnis bisa membawa seseorang menembus batas industri kreatif.

Rekomendasi Berita