
Kesuksesan bisnis tidak hanya ditentukan modal, strategi, atau koneksi, melainkan juga pola pikir pelaku bisnis. Cara berpikir yang positif, terbuka, dan orientasi pada pertumbuhan menjadi pondasi penting untuk membawa usaha ke arah yang lebih maju.
Dalam dunia yang berubah cepat, pengusaha perlu memiliki mindset adaptif agar mampu menghadapi tantangan, memanfaatkan peluang, dan menjaga semangat untuk terus berkembang. Perubahan pola pikir menjadi langkah awal krusial untuk menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Dengan mengasah cara pandang yang tepat, mulai dari keberanian mengambil risiko, fokus pada solusi, hingga kemampuan belajar dari kegagalan, pelaku usaha dapat menciptakan dampak besar pada performa dan keuntungan bisnis. Pola pikir yang sehat bukan hanya mendorong inovasi, tetapi juga membuka jalan kesuksesan berikutnya.
Pola Pikir Harus Berkembang

Mengutip laporan Bank Dunia dan sumber lainnya, pelaku usaha dengan pola pikir berkembang menunjukkan ketahanan, kemampuan adaptasi, dan kemauan yang lebih tinggi untuk mengeksplorasi solusi inovatif. Pola pikir itu mendorong individualisme dan meyakini nilai usaha dapat menumbuhkan lingkungan kondusif bagi bisnis dan inovasi serta menjadi pendorong utama ekonomi.
Karena itu, perubahan pola pikir yang berorientasi pada pertumbuhan, tangguh, dan proaktif, baik secara individu maupun kolektif, mengarah pada perilaku dan keputusan yang mendorong kesejahteraan finansial pribadi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
5 Ciri Perubahan Pola Pikir

Berikut beberapa ciri perubahan pola pikir yang dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis, dikutip dari IBM.com antara lain:
1. Jadikan Keberanian sebagai Inti Utama
Miliki keberanian dalam mengambil keputusan besar dan menghadapi ketidakpastian sebagai bagian dari strategi pertumbuhan. Menurut survei, 64% CEO perlu melangkah lebih berani dibanding pesaing demi mempertahankan keunggulan kompetitif.
2. Menggunakan AI dalam Bisnis
Manfaatkan kecerdasan buatan untuk mengubah model bisnis lama dan menciptakan nilai baru secara inovatif. AI telah digunakan untuk menyingkirkan kebiasaan usang yang menghambat pertumbuhan dan memberi ruang bagi ide segar untuk berkembang.
3. Bangun Lingkungan Data yang Dinamis
Pastikan data menjadi aset perusahaan sehingga aliran informasi berjalan transparan dan mudah diakses untuk pengambilan keputusan cepat. Jika CEO membangun lingkungan data yang tepat, akan mempercepat perubahan serta memberikan dampak signifikan bagi pemangku kepentingan.

4. Abaikan FOMO, Fokus pada ROI
Jangan terburu-buru mengikuti tren; alokasikan sumber daya hanya pada inisiatif yang terbukti memberikan hasil nyata bagi bisnis. Selama tiga tahun terakhir, para CEO menyatakan 25% inisiatif AI telah menghasilkan ROI yang diharapkan, lalu 16% inisiatif AI telah diterapkan di seluruh perusahaan.
5. Pinjam Talenta yang Tak Bisa Dibeli
Jika sulit merekrut talenta terbaik, jalin kolaborasi strategis dengan mitra eksternal atau profesional independen untuk memperkuat kapasitas organisasi. Salah satunya dengan memanfaatkan AI generatif beserta asisten dan agen AI. Cara ini diyakini lebih cepat dibandingkan kemampuan perusahaan untuk merekrut orang terbaik.
Bagaimana menurut Anda? Pola pikir seperti apa lagi yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan bisnis?
Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, update informasi terkait ekonomi bisnis, manajemen, finansial, dan gaya hidup di laman news website BCA Prioritas.
Informasi lengkap cek di sini