
Investor dan pelaku ekonomi tengah menanti penurunan suku bunga global. Rencana The Fed yang akan memangkas suku bunga dua kali lagi hingga akhir 2025 menunjukkan langkah hati-hati dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan geopolitik dan perlambatan global.
Kebijakan ini turut memberi sinyal positif bagi pasar keuangan dan dunia usaha, terutama sektor yang sensitif terhadap perubahan biaya pinjaman. Di Indonesia, BI juga diperkirakan sejalan dengan The Fed dan menurunkan suku bunga acuan hingga akhir tahun.
Langkah BI diambil untuk mendukung ekspansi dunia usaha, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menjaga inflasi tetap dalam kisaran target. Dalam situasi ini, sejumlah sektor bisnis diproyeksi menjadi primadona karena cuan di tengah suku bunga rendah yang mendorong investasi, konsumsi, dan pembiayaan lebih terjangkau.
Laju Penurunan Suku Bunga

Mengutip Forbes, The Fed 2025 telah menurunkan suku bunga yaitu pada 17 September, menurunkan range suku bunga dana antarbank (federal funds rate) menjadi 4,00%–4,25%. Pada 29 Oktober, Fed kembali menurunkan target range menjadi 3,75%–4,00%.
Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali pada tahun 2025, yaitu pada 15 Januari menjadi 5,75%, 21 Mei turun ke 5,50%, 16 Juli turun ke 5,25%, 20 Agustus turun ke 5,00%, dan 17 September hingga saat ini di level 4,75%.
Suku Bunga Rendah buat Cuan 5 Sektor

Dengan tren suku bunga turun, beberapa sektor diperkirakan akan tampil lebih baik dibandingkan sektor lainnya. Berikut lima sektor yang berpotensi cuan dikutip Wealthy Retirement:
1. Properti
Residensial: Suku bunga KPR yang lebih rendah membuat pembelian rumah menjadi lebih terjangkau, meningkatkan permintaan dan pertumbuhan pasar perumahan.
Komersial: Suku bunga rendah menurunkan biaya pembiayaan bagi pengembang properti, sehingga mendorong investasi proyek baru.
2. Keuangan
Bank: Meski margin bunga bersih bank tertekan, permintaan pinjaman biasanya meningkat, terutama untuk KPR, kredit mobil, dan pembiayaan bisnis yang pada akhirnya menguntungkan bank.
REIT (Real Estate Investment Trust): Biaya pinjaman yang lebih rendah memungkinkan REIT membiayai aset dengan lebih efisien dan meningkatkan profitabilitas. Selain itu, karena investor mencari imbal hasil, REIT lebih menarik berkat dividen tinggi.
3. Barang Konsumsi Non-Esensial (Consumer Discretionary)
Suku bunga rendah menurunkan biaya pinjaman kartu kredit, kredit mobil, dan pinjaman pribadi, sehingga meningkatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan konsumen. Sektor ini mencakup perusahaan otomotif, hiburan, ritel, dan pariwisata, semuanya diuntungkan oleh peningkatan konsumsi.

4. Barang Konsumsi Pokok (Consumer Staples)
Meski dikenal sebagai sektor defensif, perusahaan barang konsumsi pokok juga mendapat manfaat tidak langsung dari suku bunga rendah. Daya beli konsumen meningkat dan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari ikut terdorong.
5. Otomotif
Produsen dan dealer mobil diuntungkan dari meningkatnya permintaan kendaraan. Dengan suku bunga kredit mobil yang lebih rendah, pembelian kendaraan menjadi lebih terjangkau, yang berpotensi meningkatkan volume penjualan.
Nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, apakah Anda telah menyiapkan ide bisnis dari sektor yang berpotensi menguntungkan saat suku bunga rendah? Anda bisa memanfaatkan privilege BCA untuk berbagai kebutuhan investasi dan keuangan.
Cek informasi lengkapnya di sini