Memahami pentingnya pengelolaan keuangan tidak hanya berlaku bagi seseorang yang sudah dewasa. Orang tua juga perlu memberikan pemahaman mengenai pengelolaan uang semenjak dini. Dengan begitu, anak akan menjadi lebih siap lebih dalam menghadapi kondisi dan tantangan finansial di masa depan.
Sebagai orang tua, Sahabat bisa memberikan beberapa dasar teori pengelolaan uang seperti: mengenal nilai uang, menyisihkan uang untuk tabungan, membuat tujuan dan prioritas keuangan, investasi, serta mengantisipasi dampak risiko tidak terduga.
Tentu saja, Sahabat dapat melakukan edukasi keuangan tersebut sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Berikut adalah lima tips memberikan edukasi keuangan sejak dini kepada anak:
1. Mengenal Nilai Uang
Usia ideal seorang anak untuk dikenalkan mengenai keuangan adalah saat usia prasekolah usia 3-10 tahun. Pada saat tersebut, rasa ingin tahu tentang dunia termasuk tentang uang sudah mulai tumbuh. Mengenalkan nilai uang kepada anak sangat penting untuk membangun fondasi yang kokoh dalam pengelolaan finansial.
Banyak cara yang menarik dan menyenangkan untuk mengajarkan edukasi keuangan terkait nilai uang kepada anak:
2. Menyisihkan Uang untuk Ditabung
Setelah mengenal nilai uang, penting untuk mempercayakan sejumlah uang jajan kepada anak-anak. Setelah itu, Sahabat dapat mencatat pengeluarannya dan menyisihkan sebagian uang jajan untuk ditabung. Berikan pemahaman mengenai pentingnya menabung. Untuk membuat proses menabung lebih menarik, siapkan celengan lucu atau clear jar sebagai wadah penyimpanan uang tabungan.
Selain itu, untuk memberikan semangat kepada anak, tambahkan program menabung dengan gimmick seperti memberi hadiah jika berhasil mencapai target tabungan dalam jangka waktu tertentu.
3. Membuat Goal dan Prioritas Pengeluaran
Pada usia 12-15 tahun, setelah mengenal nilai uang dan memiliki kebiasaan menabung, arahkan anak untuk belajar membuat target keuangan tertentu. Sebagai alternatif, ajarkan anak untuk menetapkan budget khusus untuk keinginannya sebagai tujuan keuangan bukan langsung memberikannya.
Dengan begitu, ia akan belajar menganalisis pengeluaran, membuat prioritas pengeluaran, dan menabung sesuai targetnya. Untuk tujuan yang sama, sarana edukasi lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan bermain monopoli.
4. Mengenalkan Investasi
Pada usia 17 tahun, ketika sudah membuat tujuan keuangan untuk kebutuhan pribadi, mulailah mengenalkan anak dengan berbagai sarana menabung dan investasi. Ajak anak ke bank untuk membuka rekening sendiri dari tabungan yang berhasil mereka kumpulkan.
Untuk mengasah kemampuan investasi, kenalkan anak dengan media edukasi investasi yang tepat, libatkan anak dalam membeli produk investasi dan jelaskan alasan atas keputusan investasi tersebut.
5. Mengenalkan Cara Antisipasi Dampak Risiko Tak Terduga
Sebaik-baiknya menjaga diri, ada hal yang diluar kendali. Dalam hidup, terdapat risiko tidak terduga yang dapat berdampak besar pada keuangan dan kesejahteraan keluarga. Contohnya:
Pada fase tersebut, anak mulai dikenalkan dengan strategi mengalihkan risiko kepada pihak lain, yaitu asuransi atau proteksi. Sebagai orang tua, Sahabat perlu menjadi teladan baginya. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua juga sudah memiliki proteksi jiwa sesuai dengan kebutuhan dan nilai ekonomi hidup (human life value).
Memenuhi kebutuhan proteksi jiwa, BCA bekerja sama dengan BCA Life menghadirkan BCA Life Heritage Protection, asuransi jiwa tradisional dengan Uang Pertanggungan hingga Rp300 miliar, masa perlindungan hingga usia 99 tahun dan pilihan masa pembayaran premi yang pasti.
Terdapat enam manfaat utama BCA Life Heritage, seperti:
Sahabat tertarik dengan BCA Life Heritage Protection? Nasabah BCA Solitaire & Prioritas juga dapat menikmati privilege BCA berupa bancassurance. Informasi lengkapnya ada pada tautan berikut:
https://prioritas.bca.co.id/en/Privilege/BCA-Privilege/Bancassurance
Sahabat juga dapat menghubungi PIC Relationship atau langsung mengunjungi cabang BCA Prioritas terdekat!